Pengelolaan Limbah Minyak Jlantah dan Plastik Kresek di Bank Sampah Meranti RW 001 Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang

30 Juni 2021

Program bank sampah berprinsip pada manajemen sampah dengan sistem kolektif dan daur ulang. Kegiatan yang ada dalam bank sampah terdiri atas menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Keberadaan bank sampah Meranti di lingkungan RW 01 yang sudah berjalan selama beberapa tahun sudah cukup baik dalam mengumpulkan dan mendaur ulang sampah. Namun, pemilahan sampah anorganik selama ini belum mencakup plastik kresek dan masih minim dalam pengumpulan minyak jlantah. Seiring berjalannya waktu, jenis sampah/limbah ini diprediksi akan semakin meningkat proporsinya. Oleh karena itu, inisiasi pengelolaan minyak jlantah dan plastik kresek di bank sampah ini diharapkan menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan warga RT 02 RW 01 dalam menangani penumpukan sampah jenis
plastik kresek dan limbah minyak jlantah.

Tim pengabdian dari Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro yang terdiri atas tim dosen yaitu Bapak Haryono Setiyo Huboyo, Bapak Mochtar Hadiwidodo, Bapak Endro Sutrisno, Bapak Badrus Zaman, dan Ibu Nurandani Hardyanti beserta tim mahasiswa. Sasaran dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat RW 01 Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik. Program pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pemilahan sampah. Selain itu, diadakannya kegiatan pengabdian ini juga diharapkan mampu menambah jumlah nasabah sehingga meningkatkan omset Bank Sampah.

Program pengabdian diawali dengan sosialisasi kegiatan pengumpulan minyak jlantah dan plastik kresek. Dalam kegiatan ini dijelaskan tentang mekanisme terbentuknya minyak jlantah, warna minyak jlantah, dan penampungan minyak jlantah. Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dan dapat digunakan kembali untuk keperluan kuliner. Akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawasenyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan.